Penemuan kembali Kitab Henokh

Di luar Ethiopia, teks Kitab Henokh dianggap hilang hingga permulaan abad ke- 17, ketika dengan yakin dinyatakan bahwa kitab ini ditemukan dalam bentuk terjemahan Bahasa Ethiopia di sana, dan Nicolas-Claude Fabri de Peiresc yang terpelajar membeli sebuah kitab yang diklaim identik dengan apa yang dikutip oleh Surat Yudas (dan Surat Barnabas – Surat 16:5) dan oleh para Bapak Gereja: Yustinus Martir, Irenaeus, Origenes dan Clemens dari Alexandria. Hiob Ludolf, sarjana bahasa Ethiopia yang besar dari abad ke-17 dan 18, segera membuktikan bahwa kitab itu adalah sebuah pemalsuan yang dibuat oleh Abba Bahaila Michael (Ludolf, "Commentarius in Hist. Aethip." hlm. 347).

Pengelana Skotlandia yang terkenal, James Bruce, lebih beruntung nasibnya ketika pada 1773 ia kembali ke Eropa dari perjalanan selama enam tahun di Abisinia dengan tiga eksemplar versi Ge'ez (Bruce, Travels, vol 2, hlm. 422). Yang pertama dilestarikan di Perpustakaan Bodleian, yang kedua dipersembahkan kepada perpustakaan kerajaan Perancis (cikal-bakal dari Bibliothèque nationale), dan yang ketiga disimpan oleh Bruce. Salinan-salinan itu tetap tidak digunakan hingga tahun 1800-an, Silvestre de Sacy, dalam "Notices ur le lire d' Enoch" dalam Magazin Encyclopédique, an vi. tome I. hlm. 382 mencantumkan cuplikan-cuplikan dari kitab-kitab itu dengan terjemahan-terjemahan bahasa Latin (Henokh ps. 1,2,5-16,22,32). Dari sini dibuatlah terjemahan dalam bahasa Jerman oleh Rink pada 1801.

Terjemahan pertama dari manuskrip Bodleian/bahasa Ethiopia diterbitkan pada 1821 oleh Profesor Richard Laurence, yang kemudian menjadi uskup agung Cashel. Buku ini diberi judul "The Book of Enoch, the prophet: an apocryphal production, supposed to have been lost for ages; but discovered at the close of the last century in Abyssinia; now first translated from an Ethiopian MS in the Bodleian Library. Oxford, 1821." (Kitab Henokh, sang nabi: sebuah produk apokrif, yang dikira telah lenyap selama berabad-abad namun ditemukan kembali menjelang akhir abad lalu di Abisinia; kini untuk pertama kali diterjemahkan dari sebuah manuskrip Ethiopia di Perpustakaan Bodleian. Oxford,1821). Edisi keduanya diterbitkan pada 1833 dan edisi ketiga pada 1838.

Pada 1838 Laurence juga menerbitkan sebuah teks tersunting dalam bahasa Ethiopia yang berjudul "Libri Enoch Prophetae Versio Aethiopica". Teksnya yang dibagi ke dalam 105 pasal bahkan pada saat itupun dianggap tidak dapat diandalkan seperti ketika diterbitkan dalam "Penilaian yang keras terhadap Laurence oleh Dillmann, Das Buch Henoch, hlm. 57".

Profesor A. G. Hoffmann menerbitkan sebuah terjemahan pada 1833 berdasarkan karya ini yang dinamainya "Das Buch Henoch in vollständiger Uebersetxung, mit fortlaugendem Commentar, ausführlicher Einleitung und erläuternden Excursen" tetapi karena menggunakan – setidak-tidaknya sebagian dari karya Laurence yang belakangan – terdapat sejumlah kesalahan yang menonjol. Dua terjemahan lainnya muncul sekitar waktu yang bersamaan pada 1836 yang disebut "Enoch Retitutus, or an Attempt" (Rev Edward Murray) dan pada 1840 "Prophetae veteres Pseudepigraphi, partim ex Abyssinico vel Hebraico sermonibus Latine bersi" (Gfrörer). Namun demikian keduanya dianggap buruk – pada umumnya terjemahan 1836 dan dibahas dalam Hoffmann, Zweiter Excurs, hlm. 917-965.

Edisi pertama yang dapat diandalkan muncul pada 1851 dengan judul "Liber Henoch, Abahasa Ethiopiae, ad quinque codicum fidem editus, cum variis lectionibus" yang didasarkan pada teks bahasa Ethiopia yang disunting oleh A. Dillmann, dengan terjemahan yang akurat dari kitab dan catatan-catatan yang dapat diandalkan yang terbit pada 1853 berjudul "Das Buch Henoch, übersetzt und erklärt" yang dianggap sebagai edisi yang sempurna hingga 1900-an. Sebuah edisi terkenal diterbitkan pada 1912 oleh R.H. Charles yang terkenal.

Para sarjana dan akademik Eropah menganggap versi bahasa Ethiopia sebagai hasil terjemahan dari bahasa Yunani yang pada gilirannya merupakan terjemahan dari bahasa Aram (kemungkinan bahasa Ibrani dari ps. 37-71). Hal ini dibantah keras oleh para sarjana dan rohaniwan Ethiopia, yang bersikeras bahwa karena satu-satunya teks Henokh yang lengkap sejauh ini hanya dalam bahasa Ethiopia, sementara salinan-salinan dalam bahasa Aram dan Yunani hanya ada dalam potongan-potongan terpisah dan tidak lengkap, hal ini membuktikan klaim mereka bahwa inilah bahasa asli yang ditulis oleh Henokh sendiri. Menurut pandangan Ethiopia Ortodoks, kalimat pembukaan berikut ini dari Henokh adalah kalimat pertama dan tertua yang pernahd itulis dalam bahasa manusia manapun, karena Henokh adalah orang pertama yang menulis huruf-hurufnya:

ቃለ በረከት ዘሄኖክ ዘከመ ባረከ ኅሩያነ ወጻድቃነ እለ ሀለው ይኩኑበዕለተ ምንዳቤ ለአሰስሎ ኲሉ እኩያን ወረሲዓን።Qalä bäräkät zä-Henok zäkämä barräkä ḫəruyanä wätsadqanä 'əlä häläw yəkunubä`əlätä məndabe lä'äsäslo kwilu 'əkuyan wäräsiʿan"Kalimat berkat Henok, yang dengannya ia memberkati orang-orang yang terpilh dan yang benar yang akan bertahan hidup dalam hari kesusahan yang akan menyingkirkan semua orang yang jahat dan mereka yang murtad."(Untuk melihat font Ge'ez di atas, anda memerlukan font GF Zemen True Type di folder font komputer anda)

Pada periode awal sastra Ethiopia, ada banyak kegiatan penerjemahan sastra Yunani ke dalam bahasa Ge'ez oleh para teolog Ethiopia. Karena itu, ada banyak teks di mana terjemahan Ge'ez mahupun teks asli Yunaninya dikenali, namun demikian, dalam hal ini, bahasa maupun pemikiran Ge'ez Henokh sama sekali bersifat Semit, dan tidak memperlihatkan bahawa teks ini disampaikan lewat bahasa Yunani.

Sejak penemuan oleh Bruce sebuah terjemahan dalam bahasa Slavia Gereja Lama telah diidentifikasikan, potongan-potongan dalam bahasa Yunani (Hen. 89:42–49, Codex Vaticanus Cod. Gr. 1809) serta dua potongan terpisah dalam terjemahan bahasa Latin. Potongan-potongan papirus yang mengandung bahagian-bahagian dalam versi Yunani ditemukan oleh sepasukan arkeologi Perancis di Akhmim dan diterbitkan lima tahun kemudian pada 1892.

Tujuh potongan dari Kitab Henokh dalam bahasa Aram juga telah diidentifikasikan di Gua 4 Qumran, di antara Naskah Laut Mati dan berada di bawah pemeliharaan Dinas Purbakala Israel. Naskah-naskah ini diterjemahkan dan dibahas oleh Jazef. T. Milik dan Matthew. Black dalam Kitab inis of Enoch, Oxford: Clarendon Press, 1976. Dengan terjemahan yang lebih modern diterbitkan oleh Vermes dan Garcia-Martinez (Vermes 513-515; Garcia- Martinez 246-259). Milik menggambarkannya berwarna putih atau krim, blankened in areas, dibuat dari kulit yang licin, tebal, dan kaku. Sebagian juga rusak oleh tinta, kabur dan pudar. Temuan-temuan tersebut masing-masing adalah:

  • Bagian-bagian dari Kitab Para Pengintai. - 4QEna (4QEn201), 4QEnb (4QEn203)
  • Kitab Para Pengintai dan Penglihatan-penglihatan dalam Mimpi - 4QEnd (4QEn205), 4QEne (4QEn206)
  • Kitab Para Pengintai, Penglihatan-penglihatan dalam Mimpi, dan Surat Henokh. - 4QEnc (4QEn204)
  • Penglihatan-penglihatan dalam Mimpi - 4QEnf (4QEn207)
  • Surat Henokh - 4QEng (4QEn212).
  • Kitab Benda-benda Terang - 4QEnastra, 4QEnastrb, 4QEnastrc, dan 4QEnastrd

Selain temuan-temuan di atas, sejumlah versi Yunani dari 1 Henokh ditemukan di Gua 7 Qumran oleh Muro, Ernest A. Jr. Bagian- bagian itu adalah pasal 103:3-4 dalam 7Q4, 7Q12 dan Pasal 103:7-8 dalam 7Q8. Teks-teks ini ditulis di atas papirus dengan garis-garis yang dibuat di atasnya. Teks-teks ini jauh lebih kecil daripada yang ditemukan di Gua 4.

Pengaruh dari kitab ini telah ditelusuri ke puisi Hiberno-Latin Altus prosator.